♀ My Second Love ♀
Jatuh cinta itu menyebalkan. Walau aku kapok jatuh cinta (baru sekali
sech) namun entah mengapa cinta itu bisaaaaaa saja datang dari tempat
yang tidak kita duga dan kita sangka. Cinta itu mengalir dengan begitu
hebatnya, mengalir dengan begitu alamiah, membuat sang hati benar-benar
harus menggigit jari saat sang pujaan terbang entah kemana.
Aku mungkin tipe cowo yang naif banget, seolah saat sedang mencintai tak ada wanita lain yang patut untuk dicintai selain dia.
Aku juga bukan tipe cowo yang mampu me-management cinta itu sendiri.
Aku mudah kolaps kalau pupus, yahh… harus aku akui, AKU LEMAH.
Ini adalah cerita tentang cinta ke-2 ku. Setelah aku benar-benar pupus dengan cinta pertamaku.
Aku bertemu dia saat ada acara ESQ di asrama haji yang
diselenggarakan fakultasku, tepatnya pada saat acara orientasi siswa
oleh fakultasku, jadi anak-anak yang sedang diospek oleh jurusan
masing-masing dengan materi kerohanian dikumpulin dalam acara ESQ ini.
Saat aku melihatnya, aku seperti melihat cinta pertamaku. Lalu aku tersadar bahwa: AKU MULAI JATUH CINTA.
Beda banget dengan cinta pertamaku. Saat cinta pertama, dia tidak
tumbuh dari pandangan pertama namun mengakar dengan begitu kuat dan
begitu hebatnya. Lalu dengan cinta ke-2 ku ini aku mulai “merasakannya”
dari awal pandangan pertama, namun tak ada degub jantung yang sekeras
dulu atau rasa panas pada wajah seperti awal aku merasakan. Namun aku
hanya sedang merasa: AKU MULAI JATUH CINTA.
Di acara ESQ awalnya aku merasa seperti diperhatikan seseorang, lalu
aku mencoba melihat ke arah kiriku, kira-kira siapa yang merhatiin yaa…
dan ternyataaaa itu dia. Entah mengapa aku cuma merasa bahwa
dia itu cakep banget, putih, feminin, polos, innosen, seperti cinta
pertamaku. Dan aku melihat dia sepertinya tersenyum ke arahku.
Lalu pertemuan kedua saat acara RCA (Reuni Cinta Almamater) yang
diadakan fakultasku di pantai. Di sana aku kembali melihatnya, kembali
bertemu dengannya. Saat kelompok kami mentas, kami anak-anak mesin yang
gak tahu diri dan gak ada etika malah beranjak ke depan, lalu
menari-nari untuk memeriahkan kelompok kami yang sedang nge-band, beda
banget dengan kelompok lain yang kalau sedang nge-band kurang banget
supporternya. Saat aku melihatnya, entah mengapa aku merasa dia
melihatku untuk kedua kalinya dengan senyuman khasnya, lalu aku bilang
sama mirza temenku: “Mir, lihat cewek tu! manis banget khan ?!”
Di acara RCA itu aku merasa dia tahu bahwa aku melihat ke arahnya, dan aku merasa sepertinya dia
tersenyum kepadaku. Mungkin ini hanya perasaanku saja, soalnya mana
mungkin sech ada cewe secakep dan sepolos dia mau tersenyum kepada
makhluk jelek, bodoh, kucek, kumal sepertiku ini. Soalnya, aku ini khan
bener-bener kumuh. Namun seperti kata orang inggris, “live must be go on” hidup harus terus berjalan.
Saat istirahat waktu acara RCA, aku bertemu dengan temanku yang satu
kelompok ospek denganku dan ternyata juga satu jurusan dengan dia. Karena aku belum tahu nama dia
makanya aku coba tanya, eh ternyata temenku itu juga ga tahu. Mungkin
karena masih baru yach, soalnya walau udah 2 tahun kuliah aku toh juga
masih belom hafal semua nama anak-anak teknik mesin angkatanku.
Eh, waktu aku menunjuk ke arah dia sambil berpesan untuk dititipi salam, temennya temen yang satu kelompok ospek denganku nyeletuk, “Dia udah punya pacar, pacarnya anak ekonomi.” Langsung dech aku sakit hati, sedihhh banget rasanya. Kebayang ga sech saat kalian mencintai sesuatu ternyata dia telah ada yang memiliki. Hiks… :’(
Itu patah hati awal yang kurasakan dengan cinta ke-2 ku ini.
Lalu seiring berjalannya waktu, akhirnya aku dapatin juga info tentang dia, baik nomer handphone maupun namanya. Kita panggil saja dia dengan nama putri (bukan nama sebenarnya).
Ini adalah saat-saat dimana untuk pertamakalinya aku berani
menghubungi seorang wanita. Aku berani karena aku dalam kondisi yang anonymous. Namun berbeda dengan saat awal-awal cinta pertamaku, walau dalam kondisi anonim
aku tetap tidak berani menghubungi dia. Ada satu keanehan dalam diriku,
aku takut kalo wanita-wanita yang kucintai mengetahui kalau aku
mencintai mereka, entah mengapa demikian. Makanya kalau aku suka sama
seseorang, maka aku lebih terkesan tidak bersahabat, acuh, dan cenderung
tidak peduli, padahal sebenarnya aku terlalu peduli dengan mereka, aku
terlalu memperhatikan mereka, bahkan aku selalu ingin menjadi
sapu-tangan untuk menghapus air mata mereka, aku rela menjadi tong
sampah untuk menampung semua unek-unek mereka. Namun aku terlalu TINGGI
HATI.
Ternyata, sebenarnya teman dekatku juga mengenal putri. Malah saat
aku udah kenalan sama putri, aku dicuekin dan malah temenku itu ga
dicuekin. Bener-bener menjengkelkan, bener-bener membuat aku mati
langkah.
Lagi-lagi putri mengagetkan aku, ternyata di luar sana ada banyak
pesaingku dalam memperebutkan putri ( padahal aku ga pernah berusaha
untuk dapatin dia :”( ). Putri cerita tentang cowo itu, bener-bener
tragis dech nasipku. Dan ujung-ujungnya aku tahu kalo akhirnya mereka
jadian. Hiks… syebel !!!
Lalu, apa cerita berakhir di sini? Tidak !!!
Yang kutahu putri ternyata tidak suka sama cowonya itu (yess !!!
kayanya aku udah mirip orang yang sirik yaa, yang senang kalo liat orang
susah dan susah kalo liat orang seneng). Namun, ternyata kisah tragis
ga cuma sampai di situ doank. Rekor mencatat kalo putri udah nyebutin 3
nama pria semenjak kami berkenalan included nama mantannya itu. Hiks…
Aku jadi serba salah, di saat aku suka banget sama dia malah kumasukan ke dalam daftar blacklist-ku. Alasannya sederhana, karena dia sudah pernah berpacaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar